BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktikum
- Mengenal struktur dan
bagian-bagian mikroskop biologi dan mikroskop stereo serta cara penggunaannya.
-
Mengetahui
perbesaran mikroskop stereo yang sering digunakan.
1.2 Tinjauan Pustaka
Mikroskop merupakan sebuah alat untuk melihat objek yang
terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Ada dua jenis mikroskop
berdasarkan pada kenampakan objek yang diamati yaitu mikroskop dua dimensi
(mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan berdasarkan
sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop
elektron. Mikroskop cahaya sendiri dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu
berdasarkan kegiatan pengamatannya dan kerumitan kegiatan pengamatan yang
dilakukan. Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan
menjadi mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop
monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel (Campbel, 2002).
Mikroskop monokuler merupakan mikroskop yang hanya memiliki
1 lensa okuler dan binokuler memiliki 2 lensa okuler. Terdapat dua bagian utama
yang umumnya menyusun mikroskop, yaitu :
1.
Bagian optik, yang
meliputi dari kondensor, lensa objektif dan lensa okuler
2.
Bagian non-optik,
terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma,
meja objek, pemutar halus dan kasar,
penjepit kaca objek, dan sumber cahaya.
Mikroskop cahaya
mempunyai perbesaran maksimum 1.000 kali. Mikroskop mempunyai kaki yang berat
dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya
memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa objektif, lensa okuler, dan kondensor.
Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikrokop
(Campbel, 2002).
Lensa okuler pada mikroskop
bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler)
atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan
lensa objektif yang biasa dipasangi tiga sampai empat lensa. Di bawah tabung
mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa
yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi objek dan
lensa-lensa mikroskop lain.
Pada mikroskop
konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari yang dipantulkan
dengan suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat dibawah kondensor. Pada
mikroskop modern sudah dilengkapi lampu sebagai pengganti sumber cahaya
matahari .
Lensa Objektif bekerja
dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan struktur dan bagian
renik yang akan terlihat pada bayangan akhir. Ciri penting lensa objektif
adalah memperbesar bayangan objek dan mempunyai nilai aperture (NA). Nilai
Apertura adalah ukuran daya pisah suatu lensa objektif yang menentukan daya
pisah speimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan
sebagai dua benda yang terpisah (Fawcett, 2008).
Lensa Okuler,
merupakan lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung berdekatan
dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar bayangan yang
dihasilkan oleh lesa objektif. Perbesaran bayangan yang terbentuk berkisar
antara 4 hingga 25 kali.
Lensa Kondensor,
berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada objek yang akan difokus,
sehingga bila pengaturannya tepat akan diperoleh daya pisah maksimal. Jika daya
pisah kurang maksimal dua benda akan tampak menjadi satu, perbesaran kurang
bermanfaat jika daya pisah mikroskop kurang baik (Fawcett, 2008).
Adapun ciri-ciri dari
mikroskop cahaya antara lain :
1.
Biasa digunakan untuk
mengamati morfologi
2.
Menggunakan cahaya
sebagai sumber penyinaran oleh karena itu, diperlukan lensa untuk memperbesar
bayangan benda
3.
Preparat (sediaan)
harus tembus cahaya supaya dapat diamati dengan jelas. Oleh karena itu,
preparat harus diiris dengan tipis dengan ketebalan tidak lebih dari 50 mikron.
Biasanya menggunakan medium air yang diteteskan ke gelas benda.
4.
Objek dapat diamati
dalam keadaan hidup atau mati
5.
Dapat diamati langsung
melalui lensa okuler sehingga pengamat dapat menentukan bentuk, warna dan
gerakan objek
6.
Bayangan dapat
diperbesar hingga mencapai 100x, 400x, dan 1.000x.
Mikroskop Stereo
merupakan jenis mikroskop yang biasanya digunakan untuk benda yang berukuran
relatife besar. Mikroskop stereo mempunyai perbesaran 7 hingga 30 kali. Benda
yang diamati oleh mikroskop ini dapat terlihat secara tiga dimensi (Widyatmoko,
2008).
Komponen utama
mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya, lensa terdiri atas lensa
okuler dan lensa objektif beberapa jaman lensa mikroskop stereo jauh lebih
tinggi di bandingakan dengan mikroskop
cahaya sehingga kita dapat melihat dari bentuk tiga dimensi benda yang kita
amati. Selain itu sumber cahaya berasal atas sehingga objek yang tebal biasanya
diamati. Perbesaran lensa okuler biasanya 10 kali, sedangkan objektif
menggunakan sistem zoom dengan perbesaran
antara 0,7 hingga 3 kali, sehingga perbesaran total obyek maksimal 30 kali.
Pada bagian bawah mikroskop terdapat meja preparat. Pada daerah dekat lensa
objektif terdapat lampu yang dihubungkan dengan transformator. Pengatur focus
obyek terletak di samping tangkai mikroskop, sedangkan pengatur perbesaran
terletak di atas pengatur focus.
Mikroskop
elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu
melakukan pembesaran obyek sampai dua
juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro magnetik untuk mengontrol
pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta
resolusi yang jauh lebih bagus dari pada mikroskop cahaya. Mikroskop electron
ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektro magnetik yang
lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya. Berdasarkan kerumitan kegiatan
pengamatan yang dilakukan, mikroskop dibagi menjadi dua bagian, yaitu: (1)
mikroskop sederhana (2) mikroskop riset (Halling, 1997).
Dalam laboratorium biologi yang sering digunakan adalah
mikroskop binokuler dan mikroskop monokuler. Perbesaran mikroskop biologi
adalah merupakan perkalian dari masing-masing lensa, misalnya:
Ø Objektif 4x, okuler 10x, perbesaran 40x
Ø Objektif 10x , okuler 10x, perbesaran 100x
Ø Objektif 40x, okluer 10x, perbesaran 400x
Ø Objektif 100x, okuler 10x, perbesaran 1000x
Objektif yang paling
kuat untuk mikroskop biologi adalah 100x yang disebut objektif minyak imersi,
karena penggunaanya semakin kecil daya pisah, akan semakin kuat kemampuan lensa
untuk memisahkan dua titik yang berdekatan pada preparat, sehingga struktur
benda terlihat lebih jelas. Daya pisah dapat diperkuat dengan memperbesar
indeks bias. Biasanya dapat digunakan minyak imersi untuk meningkatkan indeks
bias.
Perbesaran yang dicapai oleh suatu mikroskop adalah hasil
kerja dan sistem lensa, lensa objektif yang terdekat dengan specimen dan lensa
okuler, terletak pada ujung atas mikroskop terdekat dengan mata. sistem lensa
objektif memberikan perbesaran mula-mula dan menghasilkan bayangan nyata yang
kemudian diproyeksikan ke atas lensa okuler. Bayangan nyata tadi, pada
gilirannya diperbesar oleh okuler untuk menghasilkan bayangan maya yang kita
lihat.
Kebanyakan lensa objektif yng melengkapi mikroskop
mempunyai 3 lensa yaitu lensa 16mm, berkekuatan rendah (10x), lensa 4mm
berkekuatan tinggi (40 sampai 45x) dan lensa celup minyak (oil immersion lense)
1,3mm (97 sampai 100x). lensa-lensa tersebut terletak pada suatu bidang yang
dapat berputar sehingga objektif yang dikehendaki dapat dengan mudah diletakkan
pada posisi kerja. Angka-angka dalam satuan millimeter tersebut (16,4 dan 8)
menyatakan jarak fokus setiap lensa objektif dan bersama-sama dengan angka yang
menyatakan daya perbesaran (10x, 45x, 100x) terukur pada sisi
masing-masing lensa berdasarkan
definisi, jarak fokus adalah jarak dari titik pusat lensa terhadap titik focus.
Makin pendek jarak fokus suatu lensa objektif, makin pendek jarak kerjanya
(yaitu jarak antarra lensa dan specimen) dan makin besar lubang diafragma iris
kondensor untuk memperoleh iluminasi yang baik. Perbesaran total diperoleh
dengan mnegalihkan perbesaran objektif dan perbesaran okuler (Cambel, 2002).
Objektif celup minyak memberikan perbesaran tertinggi dari
ketiganya ujung lensa ini sangat kecil, dan hanya sedikt saja cahaya yang dapat
memasukinya. Inilah mengapa diafragma iris kondensor harus digunakan dalam
keadaan terbuka penuh dan penghematan cahaya dilakukan dengan bantuan minyak
celup, yang mempunyai indeks bias seperti kaca. Minyak tersebut memenuhi
ruangan antara objek dan lensa objektif sehingga menghindarkan hilangnya
cahaya.
Sekilas mungkin tampaknya perbesaran tak terhingga dapat
dicapai dengan hanya menambah kekuatan lensa-lensa okuler dan objektif, tetapi
sebenarnya lensa dibatasi oleh suatu fenomena yang disebut resolusi. Bila lensa
difokuskan pada suatu benda, maka dua titik terpisah pada benda tersebut
sesungguhnya membentuk dua bayangan tetapi daoat tampak sebagai satu titik saja
akibat difraksi (difraksi terjadi karena lensa mempunyai tingkat atau aperture
yang terbatas) resolusi suatu lensa adalah kemampuan lensa memisahkan kedua
bayangan tersebut sebagai satuan-satuan terpisah. Difraksi menyebabkan resolusi
tidak mungkin sempurna. Di pihak lain, jarak terpendek yang masih memungkinkan
terlihatnya kedua bayangan tersebut di atas sebagai satuan-satuan terpisah.
Difraksi menyebabkan resolusi tidak mungkin sempurna. Di pihak lain jarak terpendek yang masih memungkinkan terlihatnya
kedua bayangan tersebut di atas sebagai satuan-satuan terpisah, disebut daya
pisah lensa tersebut. Daya pisah mata manusia pada jarak 25 cm ialah 0,1 mm
(100 nm). Daya pisah ditentukan oleh panjang gelombang cahaya dan tingkat
numeris sistem lensa objektif dan kondensor.
Sifat bayangan pada
mikroskop ditentukan pada dua lensa, yaitu lensa objektif dan lensa okuler.
Lensa objektif mempunyai sifat bayangan maya, terbalik, dan diperkecil.
Sedangkan lensa okuler mempunyai sifat bayangan nyata, tegak, dan diperbesar.
Benda yang diamati diletakkan sedekat mungkin dengan titik fokus lensa
objektif. Sedangkan mata kita tepat berada 1 di lensa okuler.
Mata pengamat berada
di belakang lensa objektif yang kebetulan bayangan dari okuler tepat di titik
fokus lensa okuler dinamakan pengamat secara rileks dan pengamatan dilakukan
secara terakomodasi bila bayangan objektif berada di ruang utama okuler.
Mikroskop yang terdiri dari lensa positif bayangan akhir berada jauh tak
terhingga, yang memiliki sifat bayangan diperbesar, maya dan tegak
(Halling,1997)
BAB II
METODE KERJA
2.1
Alat
- Pensil
- Pewarna (pensil warna)
2.2 Bahan
- Mikroskop Biologi
- Mikroskop stereo
2.3 Cara Kerja
1.
Disiapkan mikroskop
biologi
2.
Diletakkan mikroskop
di atas meja yang kokoh.
- Diperiksa apakah bagian-bagian mikroskop sudah lengkap, dalam keadaan bersih dan tidak rusak.
- Dikenali bagian-bagian mikroskop.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Dari
pengamatan tentang mikroskop diperoleh hasil sebagai berikut :
Keterangan :
1.
Lensa okuler
2.
Tubus
3.
Revolver
4.
Lensa objektif
5.
Pemegang/penjepit sediaan
6.
Lever diafragma
7.
Kondensor
8.
Lampu/cermin
9.
Kaki mikroskop
10.
Bonggol pengatur kasar
11.
Bonggol pengatur halus
12.
Pemegang
13.
Pengisi daya listrik
14.
Bonggol pengatur meja sediaan (depan dan belakang)
15.
Bonggol pengatur meja sediaan (kiri dan kanan)
16.
Meja sediaan
3.2 Pembahasan
Mikroskop merupakan
alat utama dalam melakukan pengamatan dan penelitian dalam bidang
biologi, karena dapat digunakan untuk mempelajari struktur dari benda-benda
kecil. Ada dua prinsip yang berbeda untuk mikroskop yaitu: (1) mikroskop optik,
dibedakan mikroskop biologi dan mikroskop stereo; (2) mikroskop elektron.
Mikroskop biologi digunakan untuk mengamati benda-benda
tipis dan transparan. Jika yang diamati tebal misalnya jaringan harus dibuat
sayatan tipis. Benda yang diamati diletakkan di atas kaca preparat dalam medium
air dan ditutup dengan kaca penutup yang tipis. Dapat juga untuk pengamatan
preparat mikro dalam medium balsam kanada. Penyinaran diberikan dari bawah oleh
sinar alam atau lampu.
Mikroskop stereo digunakan untuk pengamatan benda-benda
yang tidak terlalu halus, dapat tebal maupun tipis, transparan maupun tidak.
Mikroskop stereo mempunyai sifat-sifat :
a.
Mempunyai 2 objek dan
2 okuler, sehingga didapatkan 3 dimensi dari pengamatan mata
b.
Perbesaran tidak
terlalu kuat, tetapi lebih diutamakan adalah medan padang yang luas dan jarak
kerja yang panjang. Dengan demikian benda yang diamati cukup jauh sehingga
mikroskop ini dapat dipakai untuk pembedaan.
c.
Benda yang diamati
dapat kering atau dalam medium air dapat tebal atau tipis.
d.
Mikroskop stereo yang
sering dipakai mempunyai perbesaran; obyek 2x, okuler 10x perbesaran total
okuler 20x dan obyek 2x, okuler 15x perbesaran total 30x
Putar
revolver sehingga lensa objektif dengan perbesaran lemah berada pada posisi
satu poros dengan lensa okuler yang ditandai dengan bunyi “klik” pada revolver
:
a.
Mengatur cermin dengan
difragma untuk melihat kekuatan cahaya masuk hingga ke lensa okuler
b.
Tempatkan preprat dan
jepit dengan penjepit objek/benda
c.
Atur fokus untuk
memperjelas gambar dengan cara memutar pemutar kasar, sambil dilihat dari lensa
okuler, untuk memperjelas objek putarlah pemutar halus
d.
Apabila bayangan
objektif sudah ditentukan maka untuk memperbesar gambar gantilah lensa objektif
dari ukuran 10x4, 10x10, 10x40
e.
Apabila telah selesai
menggunakan bersihkan mikroskop dan simpan pada tempat yang lembab.
Sedangkan untuk
mendapatkan bayangan dari objek yang kita amati langkah-langkahnya adalah
pertama letakkan objek di atas gelas objek kemudian taruh di atas pentas/meja
mikroskop kemudian jepit dengan penjepit gelas objektif setelah itu atur lensa
objektif dengan perbesaran berapa yang akan kita gunakan kemudian gunakan tombol
pengatur pentas mekanis untuk posisi yang terbaik objek, setelah itu gunakan
tombol pemfokus kasar untuk mencari bayangan objek, lalu gunakan tombol
pemfokus halus untuk mempertajam bayangan benda.
Bagian-Bagian
dan fungsi mikroskop:
1.
Lensa Okuler : tempat
untuk mengamati objek
2.
Tabung Okuler : tempat
terbentuknya bayangan maya
3.
Hidung yang dapat
berputar : tempat untuk memutar atau memindah lensa objektif sesuai dengan
perbesaran yang diinginkan
4.
Lensa Objektif : untuk
menghasilkan perbesaran bayangan
5.
Penjepit Gelas Objek :
untuk menjepit gelas objek supaya tidak bergerak atau berubah posisi
6.
Meja Mikroskop/pentas
: untuk meletakkan objek pengamatan
7.
Kondensor : untuk
menerangi objek dan lensa-lensa mikroskop
8.
Tombol pengatur pentas
mekanik : untuk menggerakkan pentas atau meja mikroskop
9.
Tombol pemfokus kasar
: untuk memperjelas objek secara kasar
10. Tombol pemfokus halus : untuk memperjelas objek secara
halus
11. Pencahayaan/lampu : sebagai sumber cahaya
12. Alas : untuk menopang mikroskop atau sebagai pondasi
mikroskop
13. Tombol On/Off : untuk menghidupkan atau mematikan lampu
Dari proses pengamatan dapat diketahui bayangan yang
didapat dari mikroskop adalah terbalik. Hal ini disebabkan karena bayangan
diproyeksikan pada layar yang beradadi di dalam bidang fokus lensa. Lensa ini
menghasilkan semu, terbalik, diperbesar. Oleh karena itu bayangan preparat
(huruf “e”) akan terlihat terbalik (“ə”).
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :
-
Bagian-bagian
mikroskop biologi dan mikroskop stereo yaitu antara lain, Lensa Okuler, Tabung
Okuler, Hidung yang dapat berputar
(revolver), Lensa Objektif Penjepit Gelas Objek, Meja Mikroskop/pentas,
Kondensor, Tombol pengatur pentas mekanik, Tombol pemfokus kasar, Tombol
pemfokus halus, Pencahayaan/lampu, Alas, Tombol On/Off, Stop kontak. Mikroskop biologi digunakan untuk
mengamati benda-benda tipis dan transparan, jika diamati tebal misalnya
jaringan harus dibuat sayatan tipis. Sedangkan mikroskop stereo digunakan untuk
pengamatan benda-benda yang tidak terlalu halus, dapat tebal maupun tipis,
transparan maupun tidak.
-
Perbesaran
mikroskop stereo yang sering dipakai: objek 2X, okuler 10X, perbesaran total
20X dan objek 2X, okuler 15X, perbesaran total 30X.
4.2 Saran
Dalam melakukan praktikum kebetulan ada
beberapa kelompok yang mendapatkan mikroskop yang bagian lensa objektifnya
tidak lengkap, diharapkan dalam praktikum-praktikum berikutnya peralatan lebih
dapat diutamakan.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil
A. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 1.
Erlangga: Jakarta.
Fawcett, Don W. 2002. Buku
Ajar Histologi. EGC: Jakarta.
Halling, J. 1997. Pengenalan
Tribologi. Universiti Teknologi Malaysia: Malaysia.